Siapa pun kita tentu pernah berbuat salah dan melakukan kemaksiyatan. Baik yang disadari maupun tidak kita sadari. Baik yang bergubungan dengan orang lain, atau pun tidak. Pada saat kita tersadar bahwa itu dosa, kita tentu merasa bersalah lalu bertaubat tidak ingin melakukannya lagi. Ada yang berhasil kita lewati hari-hari berikutnya dengan tidak mengulanginya lagi. Tapi tak sedikit juga yang malah mengulangi kembali meski sebelumnya kita sudah tersadar bahwa itu salah. Kita terjerembab lagi dalam kesalahan yang sama, bukan untuk yang kedua kalinya, bisa jadi yang ketiga, kesepuluh bahkan kesekian kalinya.
Begitulah kita. Sering kita lakukan pertaubatan, meminta pengampunan tapi tetap saja kesalahan itu kita lakukan di kemudian.
Lalu atas dasar apa kita melakukan kemaksiyatan, tidak ta’at pada aturan Sang Pencipta? Apa alasan yang ada dalam benak kita sehingga kita terus mengulangi dosa dan kesalahan yang sama? Padahal sebelumnya kita sudah diingatkan bahkan kita pun mengakuinya jika itu salah?
Apa lantas karena kesulitan mencari nafkah lalu kita diperbolehkan melanggar syariatNya? Ataukah karena beratnya menjalani hidup lalu kita dimaklumi untuk membuka aurat? Atau bisa jadi dengan alasan sulit mencari client bisnis, sehingga kita memaksakan diri untuk melakukan suap? Ataukah karena sulit mengembangkan bisnis, sehingga tak henti-hentinya kita terpaksa mengambil pinjaman riba?
Apapun alasannya, itu hanya versi nasfsu belaka. Apapun argumennya, itu hanya dorongan syahwat dunia belaka. Tidak lebih. Karena, kalau kita mau berpikir lebih dalam, merenung lebih jauh, sebenarnya tak ada satu pun alasan yang kita punya untuk bermaksiat padaNya. Tak asa satu pun alasan yang logis untuk menolak beribadah padaNya.
Allah Swt mengingatkan kita dalam firmanNya, “Dan tidak ada alasan bagiku untuk tidak menyembah (Allah) yang telah menciptakanku dan hanya kepada-Nyalah kamu akan dikembalikan.” (QS. Yaa Siin: 22)
Allah Swt turunkan syariat Islam dengan segenap aturannya tentu untuk kita amalkan dalam kehidupan. Dialah yang Maha Tahu yang baik dan buruk untuk kita. Dia juga yang menciptakan kita juga semesta. Dan kepadaNya jua kita akan kembali mempertanggungjawabkan setiap amal perbuatan selama hidup kita. Lalu, masihkah ada alasan bagi kita untuk berpaling dari aturanNya?
Cukuplah firmanNya jadi pengingat kita, “Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya? (Padahal) jika (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki bencana terhadapku, pasti pertolongan mereka tidak berguna sama sekali bagi diriku dan mereka (juga) tidak dapat menyelamatkanku. Sesungguhnya jika aku (berbuat) begitu, pasti aku berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Yaa Siin: 23-24)
Sekarang tinggal kita yang memilih, adakah alasan bagi kita untuk tidak beribadah kepadaNya? Masih adakah alasan untuk kita menolak syariatNya? Tentu tidak. Yuk Berubah!