Akhlak Adalah Karakter

Suatu ketika saya diminta sharing di sebuah perusahaan milik negara di bidang pertanian. Kebetulan tahun 2009-an saya kenal dengan salah satu stafnya. Saya lupa saat itu beliau di posisi apa. Tapi beberapa hari sebelum saya sharing, saya coba buka website perusahaan tersebut, saya pelajari visi dan misinya juga budaya organisasinya. Tak ketinggalan saya juga coba lihat siapa saja pimpinan perusahaannya. Dan ternyata salah satu yang saya kenal ada di situ, menjadi salah satu pimpinan. Kaget bukan kepalang, saat tiba di lokasi sekretaris perusahaan tersebut menyebutkan bahwa beliau sudah tidak aktif lagi karena kasus korupsi (suap) dan saat ini sedang berada dalam tahanan KPK.

Seperti apa perkembangan selanjutnya kasus beliau, saya tidak menyimak. Tapi saya kembali tersadar, jika kasus beliau benar, betapa karakter kita sering diuji bukan saat tidak punya, tapi justru saat berkelimpahan. Bukan saat tak punya kerja, tapi saat jabatan kita terus melejit naik. Bukan saat kita bangkrut tapi saat bisnis melesat bak roket yang terus melangit. Itulah dunia. Tidak bisa dipungkiri dunia sering melalingkan kita dari kebenaran. Bahkan tidak sedikit yang menjerumuskan kita ke dalam perbuatan nista.

Sebenaranya bukan dunia yang bermasalah, tapi kitanya yang tak punya akhlaq yang kuat dalam menghadapi dunia. Karena akhlak itu karakter. Semakin baik akhlak seseorang, semakin kuat karakter seseorang.

Sebagai contoh jujur. Jujur itu karakter. Tidak haya itu jujur itu bagian dari akhlak mulia seorang Muslim. Ia bukan sekedar sifat diri tapi ia bagian dari ketaatan, ibadah. Rasulullah Saw sampaikan dalam sabdanya:

“Kalian harus berbuat jujur, karena kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan akan mengantarkan ke surga. Jika manusia senantiasa berbuat jujur dan memperhatikan kejujuran, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang jujur.” (Mutafaq‘alaih).

“Jujurlah kalian, karena kejujuran akan bersama dengan kebaikan dan keduanya akan ada di surga.” (HR. Ibnu Hibban)

Sehingga bagi sosok yang beriman, jujur dalam keseharian, bekerja dan berbisnis bukan persoalan menambah pertemanan, menjaga client, meningkatkan kepercayaan, mengembangkan karir juga meningkatkan penjualan. Tidak. Jujur bagi dia adalah pengantar diri ke Surga. Jujur karena berharap ridha Allah Swt. Masyaa Allah.

Banyak akhlak mulia yang harus dimiliki dan harus menjadi karakter seperti amanah, tanggung jawab, jujur, ramah, berbaik sangka, berpikiran positif, peduli, giat dan sebagainya. Artinya ia harus menjadi sikap yang senantiasa dibawa di mana pun berada, dalam kondisi apa pun kita berada. Bekerja, berbisnis, berumahtangga, bertetangga, berkarir, berpolitik, semua berbalut karakter mulia. Tak peduli harus dimusuhi karena harus jujur. Tak peduli harus menunda kesenangan dengan berkurangnya pendapatan karena harus jujur. Semua diperjuangkan. Jujur dipertahankan apa pun resiko di hadapan.

Nah, mau hidup berkecukupan tapi karakter tergadaikan? Atau hidup bahagia karena karakter diri kita terjaga? Semua adalah pilihan kita. Kalau mau bahagia hidup kita, jagalah akhlak diri agar jadi karakter. #YukBerubah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

eleven − four =

Related Posts

Begin typing your search term above and press enter to search. Press ESC to cancel.

Back To Top