Persiapkan Sebelum Mendapatkan

Beberapa waktu yang lalu saya diminta mengisi sebuah kajian bertopik tentang “Jodoh”. Seperti
biasanya, topik ini cukup menyita perhatian terutama kaum hawa. Dan betul, saat acara biasanya
peserta perempuan jauh lebih banyak dibanding laki-laki. Sangat wajar sih, karena yang sering
dibuat khawatir saat jodoh belum tiba itu kaum perempuan. Sedangkan kaum laki-laki biasanya
sedikit lebih cuek.

Tulisan ini tidak sedang membahas tentang jodoh. In syaa Allah di lain kesempatan. Yang lebih
menarik adalah salah satu inti materi dalam kajian tersebut adalah tentang konsep pemantasan diri,
persiapan sebelum pernikahan, bersiap sebelum dijemput jodoh yang diidamkan. Ini yang terpenting.
Karena segala sesuatu itu pasti memerlukan yang namanya kesiapan, kita harus melakukan persiapan.

Mari kita renungkan bersama, betapa ketar-ketirnya sebuah pasukan yang akan berperang bila pasukan
tak melakukan persiapan. Bekal tidak ada, senjata alakadarnya, strategi tak ada, mental tak punya
bahkan tak pernah tahu kekuatan musuh yang akan dilawannya. Apa yang akan terjadi? Sudah bisa
dipastikan pasukan itu akan sangat kecil kemungkinannya untuk menang.

Bagaimana dengan bisnis? Hal serupa juga sering terjadi dalam dunia ini. Betapa banyak para pemula
wirausaha yang membuka bisnis tanpa persiapan. Asal buka saja, yang penting punya bisnis. Ia tidak
membekali diri tentang bisnis itu sendiri. Ia tak tahu ilmu dasar mengelola bisnis, ia tak punya
strategi memenangkan bisnis. Sudah bisa dipastikan kecil kemungkinana bisnis itu akan berkembang.
Jangankan untuk berkembang, sekedar jalan saja mungkin sempoyongan.

Bagaimana dengan pernikahan? Hal yang tak jauh berbeda juga terjadi. Betapa banyak pasangan
suami-istri yang menikah, asal menikah tanpa persiapan. Yang penting baginya ia mendapatkan jodoh
yang diidamkan. Bahagia membayangkan berada di atas pelaminan. Waktu berlalu, satu bulan dua bulan
masih terjaga. Satu tahun dua tahun barulah terasa. Lahirlah anak pertama, kedua, masalah terus
menumpuk. Sementara ilmu membina bahtera keluarga minim, ilmu mendidik anak awam, komunikasi
dengan pasangan berantakan. Ah, masalah terus saja terjadi tak berhenti. Tentu beda pernikahan
yang diawali dengan persiapan dengan yang tidak. Maka tak mengherankan banyak pasangan baru lalu
pupus bahagia dengan perceraian.

Pendek kata bahwa segalanya perlu persiapan. Sebelum kita mendapatkan, cobalah untuk
mempersiapkan. Minimal kita tidak awam-awam banget deh akan hal tersebut. Sebelum naik jabatan,
coba renungkan apakah memang kita sudah mempersiapkan? Jika belum, wajar dong kalau kita tak
naik-naik juga. Sebelum gaji naik, coba direnungkan dalam-dalam apakah sudah pantas kita
mendapatkan? Jika belum, jangan salahkan perusahaan jika gaji tak naik juga. Sebelum impian
terkabulkan, coba renungkan apakah memang kita sudah mempersiapkan? Sudah pantaskah kita
mendapatkannya? Jika belum, ya jangan salahkan Allah dong jika belum dihadirkan.

Yuk persiapkan diri kita sebelum apa yang kita dambakan itu diberikan. Fokuslah untuk memantaskan
sebelum mendapatkan. Agar Allah menilai kita memang pantas mendapatkan apa yang kita impikan.
Jangan terlalu memaksa jika belum layak. Karena beda kejadiannya kan orang yang sudah bisa nyetir
lalu punya mobil dengan orang yang punya mobil lalu baru belajar nyetir. Yuk pantaskan dulu
sebelum mendapatkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

20 − three =

Related Posts

Begin typing your search term above and press enter to search. Press ESC to cancel.

Back To Top