Jalan Dakwah

Bukanlah jalan jika tidak ada tikungan, tanjakan, turunan atau bahkan persimpangan. Sepanjang apa pun jalan, pasti itu kita temukan. Bahkan bisa jadi jalan yang kita lalui justru gabungan dari semua. Bukankah jalur Puncak Bogor jadi indah karena berbelok-belok menanjak? Bukankah “kelok sembilan” di Padang juga indah karena jalanan yang tidak lurus?

Pun dengan dakwah. Bukankah dakwah jika jalannya selalu lurus, mulus tanpa tantangan. Bukanlah dakwah juga tak pernah mengalami ujian. Jalan dakwah pastilah akan menemui sebuah tanjakan yang dengannya ‘memaksa’ kita menginjak gas kendaraan kita dengan kecepatan bersahaja karena beratnya beban. Jalan dakwah juga kadang menemui adanya turunan, bahkan curam, yang membuat kendaraan kita berdecit karena hentakan rem dengan hati-hati.

Jalan dakwah juga pasti akan menemukan persimpangan. Dimana kita akan dihadapkan pada pilihan, kanan atau kiri, lurus ataukah belok. Kita dipaksa untuk memilih jalan mana yang akan kita tempuh, mengambil sebuah keputusan yang terkadang sulit. Keputusan yang bisa jadi memeras pikiran untuk menentukan cara mana yang kita ambil, arah mana yang kita pilih, langkah mana yang kita ambil. Sebuah keputusan ke mana dakwah harus diarahkan.

Jalan dakwah juga kadang mulus, halus, rata, lancar tanpa hambatan. Lebih cepet, nyaman di kendaraan. Tapi kadang juga terjal, berlubang bahkan rusak parah. Dakwah kadang juga menemui situasi dan kondisi demikian, tersendat layaknya kemacetan di jalan raya bahkan sesekali kendaraan terhenti lalu melaju perlahan. Bukankah dakwah juga demikian? Kadang cepat, kadang lambat pergerakannya.

Itulah jalan dakwah. Begitulah luka-liku dakwah. Pasti kita akan menjumpai ada mudahnya tapi pasti juga akan menjumpai adanya ujian kesulitan. Langkah dakwah akan menemui masa yang membuat kita menghela nafas panjang, tersengal bahkan sempoyongan tak bisa berdiri tegak karena beratnya ujian. Itulah sunatullah dakwah. Yang kalau dibandingkan dengan ujian para Nabi dan Rasul terdahulu belumlah seberapa. Pun jika dibandingkan dengan masa awal terbitnya Islam juga jauh sekali. Hari ini ujian dakwah belumlah seberapa.

Lalu apa yg harus kita lakukan? Teruslah melaju hingga tujuan tercapai. Dakwah tersampaikan. Jangan pernah  berpaling. Jangan berpikir mundur apalagi memutar haluan. Teruslah berdakwah. Sampai dakwah itu tersampaikan atau kita mati saat menyampaikan kebenaran. In syaa Allah pertolongan Allah segera menyertai.

#Dakwah
#YukIstiqomah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

seven − seven =

Related Posts

Begin typing your search term above and press enter to search. Press ESC to cancel.

Back To Top