Di awal saya terjun di dunia training, saya pernah bertanya kepada mentor saya tentang kenapa ada orang yang berhasil dan kenapa ada orang yang gagal. Apakah itu sudah nasib orang tersebut, atau seperti apa. Mentor saya tidak langsung menjawab pertanyaan saya, dia malah panjang lebar menjelaskan 4 (empat) tipe orang dalam menjalni hidupnya. Tipe-tipe orang tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, tipe orang yang hidup tanpa aksi dan tanpa visi (without ACTION & VISION). Orang tipe ini adalah orang yang berada di level paling bawah. Sudahlah males bertindak, males pula untuk menetapkan hidupnya mau ke mana. Tak ada aksi dan tak ada visi (tujuan) hidupnya. Orang ini disebut sebagai orang yang tidak sadar (UNCONSCIOUS), tidak sadar apa yang ingin dicapai, tidak sadar juga mesti melakukan apa. Ini level paling berbahaya.
Kedua, tipe orang yang sudah punya visi tapi tak punya aksi (VISION without ACTION). Orang seperti ini adalah orang yang hidupnya penuh dengan angan-angan. Hidupnya berjalan dari mimpi ke mimpi tanpa aksi. Orang tipe ini sebenarnya sedang mimpi di siang bolong. Dia berharap banyak tapi enggan mengupayakannya. Ia punya kata kunci, “kan kalau sudah takdirnya kaya, nanti juga akan kaya.” Akhirnya dia menjadi tipe pemalas, hanya berharap kebaikan datang tiba-tiba dalam hidupnya.
Ketiga, tipe orang yang sudah terbiasa beraksi tapi tanpa visi (ACTION without VISION). Orang seperti ini ternyata juga berbahaya. Bisa dibayangkan orang banyak beraksi, melakukan sesuatu, mengupayakan sesuatu tapi tak jelas aksi itu untuk apa, harus ke mana ia melangkah, apa yang benar-benar dia inginkan dan ingin dapatkan. Ia seperti orang yang berjalan ke sana ke mari tapi tak jelas mau ke mana. Bisa dikatakan orang seperti ini sedang mengalami mimpi buruk.
Keempat, tipe orang yang punya visi dan punya aksi. Inilah tipe orang yang ideal, dambaan setiap orang. Orang ini benar-benar sadar, sadar akan tujuan hidupnya mau ke mana, sadar juga apa saja yang harus dia lakukan. Tak hanya dia tahu tujuannya, ujung hidupnya mau seperti apa, tapi dia juga berusaha menjalani jalan-jalan untuk sampai kepadanya. Ia tetapkan visi untuk memperjelas arah hidupnya dan beraksi agar visinya benar-benar menjadi nyata.
Penjelasan mentor saya ditutup dengan kalimat yang kurang lebih, “Sep, sekarang kamu sudah pasti bisa menilai kenapa ada orang yang berhasil dan kenapa ada orang yang gagal kan?”
Dari keempat tipe orang di atas saya jadi belajar ternyata hidup tak sekedar hidup. Hidup harus punya minimal dua hal, visi dan aksi. Visi saja tak cukup. Aksi saja pun juga tak cukup. Agar bisa mendapatkan kehidupan terbaik visi harus bergandengan dengan aksi. Aksi harus dilengkapi dengan visi. Dua sejoli yang tak boleh berpisah dalam hidupan kita.
Nah, sekarang tinggal Anda juga bisa menilai, di level manakah kehidupan Anda hari ini? Semoga bukan di tipe yang pertama, kedua atau ketiga. Teruslah berubah, memperbaiki diri. Agar kehidupan kita bisa menempati tipe yang keempat, yang bervisi dan beraksi. Karena untuk mendapatkan kehidupan terbaik, dua hal ini (visi dan aksi) mutlak diperlukan. Terbaik di kehidupan dunia dengan mendapatkan kenikmatan dunia ini, terbaik di akhirat kelak dengan mendapatkan kebahagiaan abadi di sorgaNya kelak. “Untuk mndapatkan dunia, perlu ilmu. Untuk mendapatkan akhirat juga perlu ilmu. Dan untuk mendapatkan keduanya juga memerlukan ilmu.” Begitu pesan baginda Rasulullah Saw.
Yuk berubah, tetapkan visi dan segeralah beraksi agar beroleh kehidupan terbaik yang didamba.