Masa lalu terkadang mampu memberi semangat dalam hidup kita. Namun, tak jarang masa lalu juga justru malah sebaliknya, menjadikan diri kita trauma dan frustasi. Bila ada sederet kebaikan, prestasi, kebahagiaan di masa lalu, itu akan jadi pemicu semangat hidup kita di masa kini dan yang akan datang. Tapi, jika masa lalu dipenuhi dengan deretan kepedihan, kesakitan, kegagalan, bahkan kenistaan, pada saat itulah kita menjadi berat untuk melangkah di hari ini. Seakan tak ada harapan di masa yang bernama nanti.
Sahabat, kita harus berubah. Itu pasti. Tapi bagaimana dengan masa lalu kita dengan segudang kenangan yang warna-warni? Kuncinya hanya satu. Kita harus berani untuk mengikhlaskannya. Kita harus berani menerimanya dengan sepenuh hati. Itulah masa lalu kita. Begitulah masa lalu kita. Tak perlu kita nafikan. Tak pelu kita bohongi.
Saat masa lalu ada sederet kegagalan, terimalah kenyataan itu hari ini. Tak mengapa. Ikhlaskanlah dan jadikan itu sebuah makna dalam kehidupan kita. Ingatlah bahwa setiap orang pasti pernah mengalami kekalahan. Yang terpenting bukan kalahnya, tapi apa yang bisa kita pelajari dari kekalahan diri kita. Ingatlah pula dengan Rasulullah Saw bersama kaum Muslimin saat perang Uhud. Saat itu kaum Muslim kalah. Dan itu tak bisa dibohongi. Tapi yang terpenting kita bisa belajar, bahwa kekalahan itu bukan datang begitu saja. Tidak datang tiba-tiba. Ia datang dari “kelalaian” pasukan pemanah yang ada di bukit. Masa lalu kita pun demikian. Cobalah untuk mengikhlaskan kegagalan yang pernah terjadi, lalu kita pelajari apa gerangan “kelalaian” yang kita lakukan saat itu.
Masa lalu kita bisa jadi juga ada rasa sakit yang dirasakan. Apakah itu karena ucapan atau karena tindakan orang lain kepada kita. Baik itu oleh sahabat kita, tetangga kita, atau bahkan oleh orang yang kita cintai sekalipun. Itu bisa saja terjadi. Mulai sekarang, cobalah untuk memaafkannya, mengikhlaskan semua itu. Maafkan atas yang pernah dilakukan dan diucapkan orang lain kepada kita yang menyakitkan itu. Cobalah untuk mengikhlaskan apapun kesakitan yang kita derita karenanya. Cobalah untuk melihat bahwa di balik rasa sakit itu ada sejumput kebaikan yang Allah titipkan.
Masa lalu pun tak jarang juga ada kesedihan yang menemani. Bisa jadi kesedihan itu karena kehilangan orang-orang yang kita cintai. Tak adanya lagi orang yang menemani kita menjalani hari. Itu bisa menjadi sebab hadirnya kesedihan. Atau bisa jadi juga karena menjauhnya orang-orang dari kita. Dan lebih menyakitkan lagi yang menjauhi kita itu adalah orang yang sangat kita sayangi. Cobalah untuk mengikhlaskan semua yang pernah terjadi. Renungkanlah, bahwa kerinduan itu hadir bukan karena kebersamaan. Rindu itu ada saat perbisahaan ada. Renungkanlah pula bahwa semua yang ada di muka dunia ini sementara, termasuk kebersamaan kita bersama orang yang kita cinta. Itu sementara. Pasti ada masa dimana kita akan dipisahkan darinya. Itu niscaya.
Sahabat, ikhlaskanlah masa lalumu. Seperti apapun itu. Sedih, pilu, duka, gagal, terimalah lalu maafkanlah. Maafkan diri Anda sendiri. Maafkan orang lain yang menjadi penyebab sedih itu ada. Lalu segeralah mengikhlaskan apapun yang terjadi di masa itu. Ikhlaskanlah, relakanlah masa Anda menjadi bagian dari perjalan hidup Anda. Lalu, terbitkanlah harapan baru dalam diri Anda, bahwa masa depan akan ada kebaikan yang bisa kita dapatkan. Ingatlah, kemuliaan seseorang bukan ditentukan oleh masa lalunya, tapi ditentukan oleh pilihan di masa kini dan harapannya di masa depan. Kenapa kita masih terbenam di masa lalu, semantara kita sedang menjalani masa kita dan menatap masa depan? Yuk berubah. Ikhlaskan… ikhlaskan…
===========
di kantor Anda sering mengadakan training pengembangan diri? mau merasakan manfaat dan performa dari training yang dibawakan oleh sosok Asep Supriatna? Silakan hubungi kami di 0858 6764 6625 atau via 288e1ed7
===========