Perjalanan dari salah satu kementerian di daerah Gambir ke Bandara Halim Perdana Kusumah sore ini terasa beda. Bukan karena taksi yang didapati masih baru, bukan juga karena jalanan lancar tapi karena saat berselancar di dunia media sosial tiba-tiba menemukan sebuah video singkat cemarah salah satu ustadz kondang yang sedang naik daun. Beliau berkisah tentang rasa sayangnya karena ayahanda beliau tidak dapat menyaksikan sang anak sudah berhasil. Lalu beliau memberi nasihat kepada jamaah bahwa jangan sia-siakan kesempatan berbakti kepada kedua orang tua sebelum mereka meninggal, karena disitulah letak pintu surga kita.
Allah ya Rabbi, saya jadi teringat kembali akan masa lalu saya. Hidup di kota Bogor untuk kuliah ternyata menjadi awal jalan hidup saya hari ini. Apa yang saya dapatkan, jalani, lalui dan saya raih hari ini tak lepas dari apa yang saya alami dan dapati selama kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri itu. Saat kuliah itulah saya belajar arti perjuangan, harapan, impian bahkan kekecewaan. Belajar arti bagaimana membahagiakan orang tua. Belajar bagaimana hidup bukan tentang aku tapi kita, kami.
Saya pernah mengecewakan orang tua. Saya pernah membuat mereka sedih dan kecewa. Bukan karena saya tidak “berhasil” tapi justru karena berhasil versi diri sendiri. Lalu lupa ada berhasil yang saya lupa versi orang tua. Akhirnya, qadarallah, Ayahanda dipanggil Allah 40 hari sebelum saya diwisuda. Padahal, wisuda adalah hal yang paling beliau dambakan karena hanya saya satu-satunya anak beliau yang kuliah.†Hari ini, tinggal ibunda yang masih ada bersama kakak-kakak saya di kampung.
Bagaimana pun juga, ini jalan hidup yang harus kita lalui. Hikmahnya, kita harus terus berjuang membahagiakan orang tua yang masih ada, Ibunda tercinta. Mendoakan dan berbakti kepada ayah yang sudah tiada. Hanya itu yang bisa kita lakukan.
Maka, jangan kita sia-siakan hidup ini. Nggak usah khawatir dengan pekerjaan kita, selama itu halal, jadikan pekerjaan kita dalam rangka membahagiakan orang tua kita. Bisnis kita, jadikan sebagia jalan untuk membuat mereka bahagia dan bangga. Jangan lupakan mereka, jangan terlantarkan mereka. Mereka adalah jalan surga kita.
Bukankah ada hadits yang bisa menjadi pelajaran bagi kita, “Wahai Rasulullah, Aku ingin ikut dalam peperangan (berjihad di jalan Allah Azza wa Jalla ) dan aku datang untuk meminta pendapatmu.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kamu mempunyai ibu?” Dia menjawab, “Ya.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tetaplah bersamanya! Karena sesungguhnya surga ada di bawah kedua kakinya.“ (HR. Al-Hakim)
Jihad saja boleh ditinggalkan demi menjaga ibu kita, orang tua kita. Apalagi hanya sekedar kerja dan urusan dunia. Apa artinya? Ya, orang tua harus kita dahulukan karena di telapak kakinya surga untuk kita.
Maka bersyukurlah ketika kita hari ini mendapati orang tua kita masih ada. Itulah jalan terbaik kita untuk berbakti kepadanya. Bersyukurlah ketika kita dapati orang tua kita sedang diuji dengan sakit, itulah jalan terbaik kita untuk merawat dan menjaganya. Jangan mengeluh, jalani saja. Jangan merasa berat ketika orang tua kita sering meminta bahkan mungkin terkesan membebani kita. Bersyukurlah, itu jalan terbaik kita meraih SurgaNya.
Rasulullah Saw pernah bersabda, “Sungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina.” Ada yang bertanya, “Siapa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga.” (HR. Muslim)
Masyaa Allah, mereka adalah jalan Surga kita teman-teman. Jadikan keberadaan mereka menjadi jalan berbakti kita. Berikan apa pun, tentunya selama tidak melanggar syariat Allah, agar mereka bisa tersenyum bahagia. Merendahlah di hadapan mereka. Jangan bebani mereka dengan beban kita, masalah kita. Biarkan mereka melihat anaknya sukses. Mintalah doa selalu kepadaanya. Jadikan apa pun yang kita lakukan mendapatkan restu dan support mereka. Dan berbahagialah ketika kita bisa membuat mereka merasa bangga dan bahagia karenanya.
Selamat berjuang.