Tak setiap kejadian itu semua kita sukai, kita inginkan dan kita impikan. Terkadang ada kalanya kita mendapatkan sesuatu yang justru tidak kita harapkan. Misalnya saja, tiba-tiba ban motor bocor, mobil tiba-tiba mogok, kereta tiba-tiba gangguan persinyalan, jalanan tiba-tiba macet. Atau bisa jadi, kaki tiba-tiba tersandung batu atau terjepit pintu. Atau malah bisa jadi tiba-tiba baju terkena cipratan tinta printer. Ah, ada-ada aja hidup ini ya. Kalau kita tak baik-baik menta hati bisa menurunkan semangat kerja dan penatnya hidup.
Dalam kesempatan yang lain, kita pun bisa jadi pernah mengalami ruginya bisnis yang dijalani. Mentoknya karir setelah sekian lama bekerja, penghasilan yang tak kunjung meningkat, atau bisa jadi juga dalam bentuk investasi raib karena kena tipu. Atau bisa jadi juga hubungan kita dengan pasangan yang kian hari, kian regang. Keharmonisan bersama keluarga pun hilang.
Saat kita mengalami semua hal atau salah satu kejadian di atas, lalu serta merta kita menyimpulkan: “Ya, mungkin ini sudah nasib saya.” Ban bocor, nasib. Jalanan mace, nasib. Bisnis rugi terus, nasib. Penghasilan tekor terus, nasib. Cec-cok dengan pasangan, nasib. Kasihan juga ya nasibanya “Nasib”, karena selalu saja jadi tokoh dan pelaku utamanya.
Sahabat semua, kalau kita mau merenung sejenak sesungguhnya hidup ini ada dalam dua lingkaran besar. Pertama, lingkaran yang kita dikuasai. Lingkaran di luar control kita. Kita mengalami, menerima segala kejadian yang kita tak ada kuasa mengaturnya. Semuanya di luar control kita. Contoh semisal ban bocor, sakit, musibah bencana alam, dan yang sejenisnya, itu semua dalam lingkaran ini. Kita dikuasai. Maka, di sinilah yang kita sebut sebagai qadha Allah Swt. Maka, tugas kita hanya satu: mengimani dan mengambil hikmahnya saja. Karena tak mungkin Allah Swt berikan kejadian seperti itu tanpa ada maksud. Dalam lingkaran ini, kita tak bisa menolaknya.
Sedangkan lingkaran yang kedua, adalah lingkaran yang kita kuasai. Dalam lingkaran ini kita diberikan oleh Allah Swt kemampuan berpikir untuk memilih, memikirkan, memutuskan, menentukan pilihan mana yang akan diambil. Dalam lingkaran ini pula kita bisa mengambil jalan sesuai dengan nalar kita, pilihan kita. Dan kita akan mendapatkan hasilnya sesuai dengan pilihan kita.
Saat bisnis kita rugi terus, pasti ada sebab dari pilihan-pilihan kita yang salah. Atau ketika penghasilan kita tak kunjung menanjak naik, itu pun pasti ada sebab dari pilihan-pilihan kita sebelumnya. Maka, ketika kita mendapati kejadian dalam lingkaran ini, sesungguhnya itu adalah buah dari pilihan, tindakan dan keputusan kita. Maka, yang harus kita lakukan adalah menerima sepenuh hati dan segera melakukan perbaikan dan perubahan diri. Saat bisnis rugi, segeralah bertindak untuk melakukan perubahan dalam mengelola bisnis. Jika karir tak kunjung berkembang, introspeksilah diri, lalu segeralah berubah, tingkatkan kemampuan, ilmu dan kapasitas diri kita.
Ketika kita bisa menimbang dan menyikapi apa pun dalam hidup kita dengan dua lingkaran ini, kita bisa menilai dan menikmati hidup ini dengan enjoy, enjoy sajalah. Segalanya jadi indah karena semua memberikan pesan dan hikmah untuk kita jadi lebih baik. Secara materi kita bisa berkembang. Secara emosional kita juga tumbuh terus. Dan secara spiritual kita pun kian khusus dalam beribadah.
Sudah saatnya kita berubah menyikapi hidup. Apapun yang terjadi, enjoy saja. Karena pasti ada hikmah terbaik untuk hidup kita ke depan agar lebih baik. Yuk berubah, yuk berbenah. Selamat beraktivitas, selamat berkarya.