Ilmu Itu Untuk Diamalkan

“Ilmu itu untuk diamalkan.” Demikian nasihat guru saya dalam sebuah kajiannya. Ilmu akan bisa menjadi kunci kemudahan hidup bukan ketika kita dapatkan, tetapi ketika ilmu itu kita amalkan. Ilmu yang tidak ada amal seperti pohon yang tak berbuah. Bisa jadi indah dan lebat daunnya tapi tak berhasil buah yang dihadapkan. Buahnya ilmu itu adalah amal.

Beberapa waktu yang lalu saya jumpa dengan seorang pengusaha di Bandung yang sedang membantu para pengusaha lain agar terbebas dari hutang dan riba. Suatu ketika beliau berobat kepada seorang terapis di Jakarta. Sang terapis ini kebetulan juga seorang ustadz, ahli di bidang herbal dan pengobatan islami. Selesai terapi, beliau itu bertanya kepada sang ustadz. “Ustadz, bagaimana bisnis herbal dan kliniknya, apakah sudah bebas hutang dan bebas riba?”

Beliau melanjutkan ceritanya, bahwa sang terapis itu ternyata masih memiliki hutang riba di bank beberapa Milyar. Beliau lalu bertanya ke saya, “Kang, kenapa ya, padahal dia itu paham dan tahu kalau riba itu haram. Tapi kenapa masih saja digunakan dan dinikmati ya?”

Saya hanya menjawab, “Ustadz juga manusia. Terkadang memang kita sering menyepelekan aturan Allah Swt, salah satunya perihal riba. Kita ini sering sudah banyak tahu, tapi sedikit yang diamalkan dari apa yang sudah kita tahu.”

Saya yakin banyak juga kisah serupa seperti di atas. Tidak hanya dalam urusan agama, termasuk dalam urusan dunia. Betapa kita sudah tahu ini dan itu, tapi masih saja berat untuk mempraktekaannya. Kita sudah tahu kalau riba itu haram, tapi tetap saja diambil dan dinikmati. Kita sudah tahu kalau menutup aurat itu wajib, tapi tetap saja keluar rumah bertelanjang aurat. Sudah tahu kita bahwa campur baur (ikhtilat) itu terlarang, tapi tetap saja kita enggan mengaturnya untuk dipisah. Sudah tahu kita bahwa hukum berdua-duaan dengan yang bukan mahram itu haram, tapi tetap saja itu jadi kebiasaan. Sudah tahu kita bahwa berfoto berdua dengan yang bukan mahram itu terlarang, tapi tetap saja kita enggan merubahnya. Sudah tahu berdakwah itu kewajiban, tapi tetap saja kita kita enggan ikut berjuang bersamanya.

Memang ujian bagi yang berilmu itu adalah amal. Berbeda dengan yang tidak tahu. Ia diberi beban untuk mencari tahu. Tapi yang sudah tahu diberi beban untuk segera mengamalkan apa yang sudah tahu.

Mari kita renungkan sabda Rasulullah Saw, “Barangsiapa mengamalkan ilmu yang telah diketahui, maka Allah akan mewariskan kepadanya ilmu yang belum diketahui.”

Bila hari ini kita merasa ilmu tak bertambah-tambah, segitu-gitu saja dan tak bermanfaat bisa jadi karena kita sendiri tidak segera mengamalkannya. Kita belum mengamalkan ilmu yang kita punya. Maka Allah halangi kita untuk mendapatkan ilmu yang lain. Karena memang begitu janjiNya, ketika kita mengamalkan ilmu yang kita punya, Allah akan tambahkan ilmu yang belum kita punya.

Mari cari ilmu bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhirat kita, lalu segera diamalkan. Karena sebenarnya ilmu itu untuk diamalkan. Tentunya, kecuali ilmu yang menjerumuskan kita pada kenistaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

twenty − sixteen =

Related Posts

Begin typing your search term above and press enter to search. Press ESC to cancel.

Back To Top