Jika ditanya hidup ini untuk apa, kebanyakan kita pasti akan menjawab bahwa hidup untuk beribadah kepada Allah. Kalau begitu dalam 24 jam sehari semalam hidup kita, berapa jam-kah waktu yang kita habiskan untuk beribadah? Berapa persenkah dari total hidup kita yang kita gunakan untuk beribadah?
Sahabat, kalau kita mengukur ibadah itu shalat waktu, mari kita hitung berapa kah waktu yang kita habiskan sehari semalam untuk shalat? Misalnya saja shalat wajib lima waktu, kita ambil paling lama 10 menit pershalat, kita akan dapati 50 menit sehari semalam. Itu sudah termasuk dzikir dan shalat sunnah rawatibnya. Jika kita tambahkan dengan shalat dhuha dan tahajud, mungkin bisa tambah 10-20 menit. Jadi kira-kira 70 menit-an saja kita beribadah dalam bentuk shalat. Ditambah mungkin dengan membaca Alquran. Sehari ambil saja paling lama 30 menit, jadi total 100 menit. Artinya 1 jam 40 menit saja kita beribadah kepada Allah dalam sehari semalam. Lalu sisanya untuk apa?
Mari kita renungkan kembali aktivitas keseharian kita mulai bangun sampai tidur kembali. Jika lama tidur kita setiap harinya 6 jam, berarti bersisa 18 jam waktu sadar kita untuk beraktivitas. Jika kita kerja dengan waktu kerja 8 jam per hari, berarti bersisa 10 jam dari hidup kita. Jika 10 jam itu dikurangi 1 jam 40 menit untuk shalat (ibadah) kita, berarti berisa 8 jam 20 menit waktu kita sehari untuk beraktivitas. Waktu 8 jam itu kita habiskan untuk apa? Okelah perjalanan pulang pergi kerja 4 jam. Sisa 4 jam waktu kita. Lalu 4 jam itu untuk apa kita habiskan?
Sayang sekali hidup ini jika ternyata ibadah kita hanya 1 jam 40 menit dalam sehari semalam itu artinya hanya sekitar 7% saja waktu kita yang digunakan untuk beribadah. Kecil sekali ya.
Lalu bagaimana agar hidup kita benar-benar maksimak untuk ibadah? Niatkanlah segala halnya untuk ibadah.
Sebagai contoh, kerja kita yang 8 jam dalam sehari itu. Jika kita niatkan hanya sekedar kerja, mencari uang, mengejar jabatan, menumpukkan harta, itu tidak akan bernilai ibadah. Ingat karena amal itu tergantung niatnya bukan? Maka beda niatnya, beda juga nilainya, beda juga hasilnya. Kita memahami kalau kerja itu adalah bagian dari kewajiban bagi suami dalam rangka mencari nafkah, menafkahi keluarga. Maka ketika kerja kita niatkan untuk beribadah, maka 8 jam waktu kerja kita akan bernilai ibadah. Selama pekerjaannya halal. Begitu juga bagi para istri, karena kerja bagi wanita itu mubah (boleh), asal atas ijin suami, niatkanlah kerja Anda itu untuk membantu nafkah suami. Maka itu juga akan bernilai pahala, ibadah juga. Tentu sama, bekerjanya di tempat yang halal dengan cara yang halal.
Perjalanan kerja yang 4 jam sehari juga akan bernilai ibadah ketika diniatkan itu dalam rangka menunaikan kewajiban dari Allah mencari nafkah, untuk bekerja. Maka, ibadah kita sehari semalam bukan lagi 1 jam 40 menit, tapi sudah ditambah 8 jam kerja plus 4 jam perjalanan. Total 13 jam 40 menit. Masyaa Allah. Niat bisa merubah nilai pekerjaan kita di hadapan Allah, dari aktivitas biasa menjadi ibadah.
Saat di dalam perjalanan menuju tempat kerja juga ternyata kita isi dengan membaca Alquran, dzikir, diskusi masalah keislaman dengan teman di perjalanan, atau membaca buku keislaman, mendengarkan ceramah agama, itu menambah kembali nilai ibadah waktu kita. Begitu juga saat di kantor, kita penuhi dengan amal kebaikan. Kerjanya benar, taat aturan Allah, tidak berbohong, tidak curang, menghindari riba, menghindari suap dan semua keharaman, itu lebih menambah lagi nilai ibadah kita. Tidak hanya itu, saat jam istirahat ikut kajian atau bahkan buat kajian, berdakwah, lebih menambah lagi nilai ibadah kita.
Pendek kata sebenarnya semua waktu kita bisa bernilai ibadah ketika kita niatkan segala akvitas kita dalam rangka mencari ridha Allah, dalam rangka ketaatan kepada Allah. Kerja kita, bisnis kita, perjalanan kita, obrolan kita, tulisan kita, semua kita niatkan untuk ibadah. Kerja untuk mencari nafkah karena Allah. Berangkat kerja untuk mengejar pahala dari Allah. Menulis untuk berdakwah di jalan Allah. Semua diniatkan untuk ibadah. Maka prosentasi waktu kita sehari semalam untuk ibadah kepada Allah bisa maksimal. Jika waktu kita maksimal untuk ibadah, bukankah pahala dari Allah juga maksimal? Mau? Yuk niatkan untuk ibadah agar seluruh aktivitas kita bisa menjadi jalan menuju Surga.
Asep Supriatna, Life Performance Trainer
Mau berinteraksi dengan Asep Supriatna, follow [t] @AsepFakhri [ig] @AsepFakhri | like [f] Asep Supriatna