Pagi tadi (Selasa, 16/6), Alhamdulillah, saya berkesempatan untuk sharing pada acara morning coffee PT. Geodipa Energy (Persero), salah satu BUMN di bidang pembangkit tenaga panas bumi. Tak hanya dihadiri staf karyawan, sharing tersebut juga dihadiri oleh jajaran direksi, komisaris bahkan pemegang saham. Sebelum sesi saya dimulai, kami makan pagi bareng bersama seluruh peserta. Sambil makan kami sedikit berbincang terkait keadaan perusahaan terkini juga kondisi negeri saat ini. Di saat itulah saya mendapatkan pelajaran berharga dari Bapak-Bapak komisaris yang dari sisi pengalaman dan ilmu tentu jauh di atas saya.
Pelajaran berharga yang saya dapatkan adalah bahwa orang kalau sudah niatannya buruk, maka sebaik apapun sikapnya pasti akan menimbulkan keburukan. Dan nyatanya, hal itu banyak terjadi di sekitar kita. Betapa banyak orang berinteraksi dan bergaul bahkan bekerja sama. Tapi, kalau sudah niatannya buruk, pasti akan berujung pada keburukan.
Saya lalu teringat dengan nasihat seorang ulama besar, “Renungkan akibat, niscaya Anda akan selamat!”Demikian Ibnu Al-Jauzi menulis dalam kitabnya Shaid al-Khaatir. Ringkas tapi sarat akan makna dan nasihat. Tentunya sangat berhubungan dengan apa yang saya dapatkan tadi pagi.
Ya, betapa kita sering melakukan sesuatu tanpa merenungkan dan memikirkan akibatnya nanti. Kita asal melakukan, tanpa dipikir terlebih dahulu akibatnya seperti apa. Setelah kita lakukan dan menimbulkan keburukan, barulah kita tersadar lalu menyesal. Memang tidak salah ketika timbul penyesalan. Tapi mengapa kita tidak mengantisipasi sejak awal. Kan kalau kita menimbang dan memperhitungkan akibatnya, keburukan hasilnya bisa kita analisa. Karena segala sesuatu pasti ada sebab. Ingat, kalau ada asap pasti ada api. Kalau ada akibat, pasti mengharuskan adanya sebab. Lalu kenapa kita tak pernah berpikir untuk memikirkan akibat?
Sahabat, sebelum kita berbuat, pikirkanlah selalu akibat. Kalau kita mau melakukan sesuatu, renungkanlah akibat dari apapun yang kita lakukan. Kalau kita mau berbicara, renungkanlah apakah kata-kata kita akan menyebabkan hati orang terobati atau malah terlukai? Kalau kita mau berbuat, renungkanlah apakah sikap kita membuat orang lain suka atau terluka? Ketika kita mau melangkah, renungkanlah apakah itu menuju kebaikan atau justru keburukan? Dengan demikian kita akan berhati-hati sebelum melangkah. Kita akan mawas diri sebelum berbuat. Kita akan bijak sebelum berucap.
Ingatlah, kualitas hidup kita bukan ditentukan dari sebanyak apa tindakan kita. Tapi, sebaik apa sikap dan tindakan kita. Karena itulah Allah Swt menjadikan hidup ini sebagai ujian untuk melihat siapa yang paling baik amalnya, bukan yang paling banyak amalnya. Karena banyak bukan jaminan kebaikan. Tapi kebaikan sudah pasti bernilai di hadapan Sang Maha Memberi balasan.
Oleh karena itu, Renungkan Akibat, Niscaya Anda Akan Selamat! Yuk berubah!